Dampak Pola Tanam Tumpangsari Jagung dan Kedelai terhadap Produktivitas dan Kesuburan Tanah pada Lahan Kering

Dora Silvia Dewi(1), Ahmad Nadhira(2*),

(1) Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia
(2) Universitas Tjut Nyak Dhien Medan
(*) Corresponding Author

Abstract


Lahan kering merupakan salah satu tantangan utama dalam pengembangan pertanian di Indonesia karena karakteristiknya yang cenderung miskin unsur hara, memiliki kadar bahan organik rendah, dan ketersediaan air terbatas. Untuk mengatasi tantangan tersebut, sistem tumpangsari antara tanaman serealia dan leguminosa telah banyak direkomendasikan sebagai solusi adaptif terhadap kondisi agroekologi marginal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pola tanam tumpangsari jagung (Zea mays L.) dan kedelai (Glycine max L.) terhadap produktivitas tanaman dan perubahan karakteristik kesuburan tanah di lahan kering. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor dengan tiga perlakuan, yaitu: monokultur jagung, monokultur kedelai, dan tumpangsari jagung–kedelai, masing-masing diulang tiga kali. Parameter yang diamati meliputi hasil panen jagung dan kedelai, nilai Land Equivalent Ratio (LER), serta perubahan sifat kimia tanah (pH, N-total, bahan organik, dan KTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tumpangsari memberikan nilai LER sebesar 1,29, yang menunjukkan efisiensi penggunaan lahan sebesar 29% lebih tinggi dibandingkan sistem monokultur. Hasil gabungan panen pada tumpangsari (5,5 ton/ha jagung dan 1,5 ton/ha kedelai) relatif lebih menguntungkan secara total. Selain itu, tumpangsari berkontribusi positif terhadap peningkatan kadar nitrogen total (dari 0,12% menjadi 0,17%), bahan organik tanah (dari 1,4% menjadi 2,0%), serta kapasitas tukar kation (KTK) tanah (dari 12,5 menjadi 14,0 cmol/kg). Peningkatan kesuburan ini dikaitkan dengan peran kedelai sebagai tanaman leguminosa yang mampu melakukan fiksasi nitrogen dan memperbaiki kualitas tanah melalui biomassa akar dan guguran daun (Ladha et al., 2016; Kumar et al., 2018). Dengan demikian, sistem tumpangsari jagung dan kedelai terbukti tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan tetapi juga memperbaiki kualitas tanah, sehingga berpotensi sebagai model pertanian berkelanjutan untuk lahan kering. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan multimusim dan analisis mikrobiologis untuk mengkaji dampak jangka panjang terhadap ekosistem tanah secara menyeluruh.

Keywords


Tumpangsari, jagung, kedelai, produktivitas, kesuburan tanah, lahan kering.

Full Text:

PDF

References


Ariyanto, D., & Setiawan, D. (2021). Sistem pertanaman adaptif lahan kering berbasis konservasi. Jurnal Pertanian Lahan Kering, 13(1), 45–52.

Gomez, K. A., & Gomez, A. A. (1984). Statistical Procedures for Agricultural Research (2nd ed.). New York: John Wiley & Sons.

Handayanto, E., Hairiah, K., & Utami, S. R. (2013). Peran leguminosa dalam meningkatkan kesuburan tanah. Jurnal Agroforestri Indonesia, 5(1), 1–10.

Kasozi, L. C., Mpairwe, D. R., & Zziwa, E. (2019). Intercropping maize and legumes for sustainable crop productivity and soil health. Agriculture & Food Security, 8(1), 35.

Kumar, V., Saharawat, Y. S., & Ladha, J. K. (2018). Enhancing soil fertility and productivity of rice–wheat cropping system through legume integration in the Indo-Gangetic plains. Soil and Tillage Research, 182, 104–115.

Ladha, J. K., Reddy, C. K., & Pathak, H. (2016). Role of legumes in soil fertility and management of climate change. Advances in Agronomy, 139, 69–132.

Prasetyo, B., Nurwahidah, N., & Yulianti, D. (2019). Efisiensi penggunaan lahan pada sistem tumpangsari jagung dan kedelai di lahan kering. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 24(2), 110–117.

Saragih, S., Ginting, E., & Sipayung, D. A. (2022). Efisiensi penggunaan lahan sistem tumpangsari jagung dan kedelai pada berbagai jarak tanam. Jurnal Agroteknologi Tropika, 10(1), 55–62.

Steel, R. G. D., & Torrie, J. H. (1993). Principles and Procedures of Statistics: A Biometrical Approach (3rd ed.). McGraw-Hill.

Subandi, S., Sudarmaji, S., & Kuswantoro, H. (2010). Evaluasi sistem tanam tumpangsari jagung–kedelai untuk meningkatkan efisiensi lahan dan hasil gabungan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 29(3), 211–218.

Sutedjo, M. M. (2002). Kesuburan Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahyunto, W., Ritung, S., & Hidayat, H. (2015). Karakteristik, potensi, dan strategi pemanfaatan lahan kering di Indonesia. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Willey, R. W. (1979). Intercropping—Its importance and research needs. Field Crop Abstracts, 32(1), 1–10.




DOI: https://doi.org/10.58939/afosj-las.v5i2.1025

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


All Fields of Science Journal Liaison Academia and Society (AFoSJ-LAS)

Penerbit: Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen (LEMKOIMINDO)

e-ISSN: 2776-2408; p-ISSN: 2798-9267

Jurnal berlisensi di bawahHak Cipta © CC BY-NC-SA 4.0